Peserta didik mampu menulis berbagai teks sederhana berdasarkan gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi. Peserta didik mampu menuliskan hasil pengamatan yang menjelaskan hubungan kausalitas (sebab akibat) untuk meyakinkan pembaca. Peserta didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma sosial budaya. Peserta didik mampu menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan kiasan. Peserta didik mampu menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk karya sastra dengan penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik terampil menulis teks dalam tulisan Latin dan tegak bersambung.
Sebelum masuk ke materi perhatikan vidio dibawah ini ya
BAHASA INDONESIA
Bacalah teks berkut dengan saksama!
Anak-Anak Merapi
Langit masih semburat merah. Hawa dingin masih menggigit tulang. Yono, Panji, dan Ratna berjalan beriringan menuju sekolah. Mereka berangkat lebih pagi untuk tugas piket.
“Semoga Merapinya baik-baik saja,” gumam Panji.
Anak-anak ini tinggal di lereng Gunung Merapi. Beberapa tahun lalu, wedus gembel menjadi buah bibir orang se-Indonesia.
Wedus gembel membabi buta, menghanguskan apa saja yang dilaluinya. Seluruh penduduk desa harus mengungsi sampai kondisi membaik kembali. Wajar jika Panji memiliki harapan seperti itu.
“Kata bapakku, Gunung Merapi itu penting bagi kehidupan masyarakat di sini. Kalau Merapi akan meletus, kita sebaiknya menyingkir sebentar. Abu dan lava yang dikeluarkan itu baik untuk menyuburkan tanah,” Ratna angkat bicara.
“Iya,” imbuh Yono. “Buktinya, sekarang sawah dan kebun kita makin subur.”
“Tapi kalau meletus lagi, menakutkan sekali. Gara-gara wedus gembel itu, Si Blendhung meninggal.” Mendung menyelimuti wajah Panji ketika dia teringat sapi kesayangannya.
Ratna dan Yono ikut sedih, tetapi tertawa mendengar Panji mengucapkan kata “meninggal” untuk sapinya. Mereka meminta Panji berlapang dada menerima kenyataan itu.
“Bekas aliran lava Merapi malah menjadi pemikat wisatawan, ya. Pamanku sering mengantar mereka dengan jip,” ujar Yono.
“Aku belum pernah naik jip. Kapan-kapan, ajak aku, ya?” Ratna memohon kepada Yono. Dia sedikit iri. Banyak wisatawan datang ke Merapi untuk bertualang naik jip menyusuri Gunung Merapi. Namun, dia sendiri belum pernah mencobanya.
“Nanti aku bilang pamanku. Biar kita bertiga diajak berkeliling Merapi naik jip,” janji Yono.
Ratna dan Panji bersorak. Panji sudah melupakan Si Blendhung gara-gara janji Yono.
“Kita terlambat!” Yono mengejutkan kedua temannya.
Mendengar itu, mereka berlarian menuju sekolah.
Cerita oleh B.E. Priyanti
SOAL:
NO
KALIMAT
JENIS MAJAS
ARTI SEBENARNYA
1
Beberapa tahun lalu, wedus gembel menjadi buah bibir orang-orang di Indonesia.
2
Wedus gembel membabi buta, menghanguskan apa saja yang dilaluinya.
3
“Abu dan lava yang dikeluarkan itu baik untuk menyuburkan tanah,” Ratna angkat bicara.
4
Mereka meminta Panji berlapang dada menerima kenyataan itu.
5
Mendung menyelimuti wajah Panji ketika dia teringat sapi kesayangannya
KESIMPULAN
Alhamdulillah dari 17 siswa kelas 5A, sebagian besar sudah memahami temtang perbedaan majas
PENUTUP
Bagaimana sudah paham dengan pembelajaran hari ini? Apakah anak sholeh sholehah senang belajar hari ini? Alhamdulillah kalau sudah paham semua, Miss Puji akhiri pembelajaran hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar