¡ Dengan mengidentifikasikan hal-hal penting dari bacaan, siswa mampu
menyajikan hasil kesimpulan isi teks penjelasan pada media cetak secara tulisan
dengan tepat.
¡ Dengan membuat peta konsep, siswa mampu menjelaskan cara perpindahan kalor
secara percaya diri.
¡ Dengan melakukan percobaan, siswa mampu menyelidiki tentang perpindahan
panas secara konduksi dengan benar.
¡ Dengan mengamati gambar pola lantai dalam tari, siswa mampu menjelaskan pengertian pola lantai dalam tari kreasi daerah secara tepat.
Bahasa Indonesia
Konveksi merupakan perpindahan kalor melalui perantara, dimana zat perantaranya ikut berpindah. Contoh air yang dipanaskan di dalam panci, peristiwa angin laut dan angin darat.
Perpindahan Panas atau Kalor
secara Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi ialah perpindahan
kalor yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya. Umumnya peristiwa perpindahan
kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Zat yang menerima kalor akan memuai dan menjadi lebih ringan
sehingga akan bergerak ke atas. Saat zat yang lebih
ringan tersebut pindah ke atas, molekul
zat yang ada di atasnya akan menggantikannya.
Perpindahan secara konveksi dapat diumpamakan dengan kegiatan memindahkan setumpuk buku dari satu tempat ke tempat
lain. Ketika kamu memindahkan buku tersebut ke
tempat lain, tentu kamu akan ikut bersama dengan buku-buku tersebut. Jika buku-buku itu
diumpamakan sebagai energi panas dan kamu adalah
medianya, maka perpindahan kalor
dengan cara konveksi akan menyertakan perantaranya.
Peristiwa konveksi terjadi pada saat merebus air. Air
yang letaknya dekat dengan api akan mendapat panas
sehingga air menjadi lebih ringan.
Air akan bergerak ke atas dan digantikan oleh air yang ada di atasnya. Demikian seterusnya.
Perpindahan kalor secara konveksi juga mengakibatkan
terjadinya angin darat dan angin laut. Angin
darat terjadi karena udara di darat pada malam hari lebih cepat dingin daripada udara di
laut, sehingga udara yang berada di atas laut akan
naik dan udara dari darat akan menggantikan
posisi udara yang naik tadi. Angin laut terjadi karena pada siang hari daratan lebih cepat panas dibandingkan di
laut, sehingga udara di darat akan naik dan udara
dari laut akan mengalir ke darat menggantikan tempat udara yang naik tadi. Keadaan ini
digunakan para nelayan untuk pergi melaut pada malam hari dan kembali ke
darat pada pagi atau siang hari. Sedangkan contoh peristiwa konveksi yang lain
adalah penggunaan cerobong asap pada pabrik. Apakah di rumahmu dipasang jendela
ventilasi? Pemanfaatan ventilasi sebagai sirkulasi udara di dalam rumah juga
memanfaatkan perpindahan panas secara konveksi.
IPA
Menyelidiki Perpindahan Panas
secara Konveksi
Alat dan Bahan yang Perlu Disiapkan:
1.
Segelas air panas
2.
Es batu
3.
Air matang suhu ruang (untuk membuat
es batu)
4.
1 buah kantung plastik ukuran kecil
5.
1 buah karet gelang
6.
Pewarna makanan
Percobaan ini memerlukan beberapa es batu berwarna. Oleh
karena itu, buatlah es batu berwarna terlebih dahulu.
Kamu dapat membuatnya sehari sebelum
kegiatan percobaan ini. Ikutilah langkah berikut ini.
Membuat es batu berwarna
1. Campurkan setetes pewarna makanan ke dalam air matang
suhu ruang.
2. Masukkan air yang telah diwarnai ke dalam kantong
plastik.
3. Ikat kantong plastik tersebut dengan karet gelang.
4. Masukkan kantong plastik berisi air ke dalam lemari
es sampai membeku.
Es
batu berwarna ini dapat diganti dengan es lilin warna-warni yang mungkin mudah didapatkan.
Langkah Kegiatan Percobaan:
1.
Siapkan satu buah gelas ukuran sedang.
Isi dengan air panas. Usahakan gelas cukup besar sehingga dapat memuat es batu yang telah dibuat sebelumnya.
2.
Masukkan es batu berwarna ke dalam
gelas air panas.
3.
Amati
es batu yang ada di dalam gelas berisi air panas tersebut!
4.
Catat apa yang terjadi dengan es batu berwarna tersebut!
SBdP
Pola Lantai
dalam Seni Tari
Pernahkah kamu memperhatikan sebuah pertunjukan tari?
Atau mungkin kamu pernah ikut latihan
menari di sanggar atau di sekolah? Pada beberapa tarian, terutama tari kelompok, para
penari membentuk posisi tertentu dalam tarian. Ada
sebuah tari yang jika diamati, posisi penari membuat bentuk atau formasi tertentu. Bentuk atau
formasi tertentu yang dibuat penari dalam
sebuah tari dinamakan pola lantai.
Pola
lantai merupakan garis yang dilalui
penari pada saat melakukan gerak tari. Pola lantai ini dilakukan baik oleh penari tunggal, berpasangan, atau penari kelompok. Dalam tarian, terdapat dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan lengkung. Pola garis lurus terdiri atas pola lantai horizontal, vertikal, dan diagonal. Pengembangan pola lantai lurus dapat berupa pola lantai zig-zag, segitiga, segi empat, dan segi lima (perhatikan gambar A).
Selain garis lurus, terdapat juga pola garis lengkung.
Pola ini pun dapat dikembangkan menjadi berbagai
pola lantai. Pola lantai itu antara lain berupa lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke
depan, dan garis lengkung ke belakang (lihat gambar B).
Berikut adalah dua jenis tari daerah yang memiliki pola
lantai yang berbeda. Tari pertama adalah Tari
Jaran Kepang yang berasal dari Yogyakarta.
Tari Jaran Kepang mempunyai pola lantai gabungan antara pola lantai lurus dan lengkung yang sederhana. Pola
lantai yang digunakan ada tari ini antara lain pola
melingkar, garis lurus ke depan, dan garis horizontal. Pola lantai pada Tari
Jaran Kepang tidak memiliki makna tertentu. Pola lantai dibuat untuk formasi
penari.
Berbeda dengan Tari Bedhaya Semang yang juga berasal
dari Yogyakarta. Tari klasik ini mempunyai
pola lantai yang sudah tertentu dan
mempunyai makna tertentu. Pola lantai yang digunakan pada tari ini pun memiliki nama tertentu, seperti gawang jejer wayang,
gawang tigatiga, gawang perang, dan gawang
kalajengking.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar